Menuju net zero: Memanfaatan limbah untuk memangkas biaya dan emisi

  • Menuju net zero: Memanfaatan limbah untuk memangkas biaya dan emisiMenuju net zero: Memanfaatan limbah untuk memangkas biaya dan emisi
Bagikan:Share to FacebookShare to TwitterShare to LinkedIn

 

Oktober 2022

 

Meskipun tekanan untuk mengatasi polusi limbah dan pemanasan global semakin meningkat, agenda keberlanjutan pertanian umumnya dipandang sebagai beban. Dalam laporan ini kami mengeksplorasi peluang pemotongan biaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dengan memonetisasi limbah pertanian. Sementara bahan baku untuk penangkapan metana dapat berasal dari berbagai sumber organik (seperti limbah makanan industri atau komersial atau limbah padat kota); menurut kami dua sektor khususnya, peternakan dan kelapa sawit, memiliki potensi dan skala langsung di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Hingga saat ini, masih terbatas jumlah peternakan intensif di wilayah ini yang telah memanfaatkan limbahnya menjadi energi. Di negara-negara di mana biaya energi disubsidi, hal ini menjadi tantangan tersendiri. Namun, di mana biaya sumber energi konvensional lebih tinggi, biogas memberikan peluang bagi peternakan intensif - terutama babi dan sapi perah - untuk memangkas biaya.

Demikian pula, limbah pabrik kelapa sawit (palm oil mill effluent/POME) - sumber utama emisi metana dalam produksi minyak kelapa sawit - menawarkan peluang komersial untuk menghasilkan listrik untuk mengurangi biaya dan/atau dijual. Hingga saat ini, hanya sebagian kecil (7-12 persen) pabrik kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia yang memiliki proyek penangkapan biogas atau pembangkit listrik tenaga biogas.

Meskipun pembakaran biogas untuk menghasilkan listrik masih berkontribusi terhadap emisi karbon dioksida (CO2), namun hal ini tetap merupakan pengurangan bersih; karena metana adalah GRK yang secara signifikan lebih kuat daripada CO2. Listrik yang dihasilkan dari pembakaran biogas juga akan menggantikan listrik yang dihasilkan bahan bakar fosil (sehingga menghasilkan penghindaran emisi CO2 dari tidak membakar bahan bakar fosil).

Kami yakin model ekonomi sirkular adalah solusi yang layak, dan bukan semata-mata pusat biaya. Bersama dengan kemajuan teknologi, proyek biogas dapat membantu memenuhi target keberlanjutan, mengingat fokus yang semakin meningkat pada swasembada pangan dan biaya energi dan pupuk yang lebih tinggi. Pembiayaan pengembangan dan pengoperasian proyek biogas tersebut dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan Pinjaman Hijau di bawah Kerangka Pembiayaan Berkelanjutan Smart City UOB dan Kerangka Ekonomi Sirkular Hijau. Penerapan teknologi biodigester tersebut juga akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca perusahaan, sehingga memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi pinjaman terkait keberlanjutan sebagai bagian dari keseluruhan utang mereka.

Klik tombol untuk membaca Perspektif Industri selengkapnya.

Unduh