About this series
Building Asia is a collection of business stories on CNA that examines the financial forces driving Asia’s position as an economic powerhouse.
Tower Bersama – Connecting communities is the tenth episode in the Building Asia with UOB series and was first aired on 28 June 2021. It looks at how UOB supported Tower Bersama in its funding needs, as it expanded its network of telecommunications towers in Indonesia.
Transcript
Helmy Yusman Santoso (CFO, Tower Bersama):
Mobile phone connectivity is something many of us take for granted today, yet behind the scenes, there is a booming industry.
The Tower Bersama Group (TBG) is one of Indonesia’s largest independent telecommunication tower companies.
Our principal business is leasing space for antennas and other equipment for wireless signal transmission. We lease this to Indonesian telecommunications operators.
Our business is heavy on up-front capex to build new towers. We also need funding when we acquire existing towers to our portfolio for more leasing options. For example, we recently bought 3,000 towers from PT Inti Bangun Sejahtera Tbk, and in 2012 we bought 2,500 towers from Indosat.
UOB is one the few banks that understands the capital demands of the industry we are in.
Edwin Kadir (Head of Corporate Banking, UOB Indonesia):
UOB is a bank that connects businesses across Asia. We use our connected services to help our partners grow.
Tower Bersama’s revenue is primarily set in Indonesian Rupiah. However, spreading some of their funding in US dollars provides better liquidity.
By providing them with hedging options, we help them minimise their foreign exchange exposure risks.
Our funding experience is strengthened by a cross-sectoral team, allowing us to advise Tower Bersama on the best type of loan and bond instruments to suit their needs and the market.
Helmy Yusman Santoso:
In the future, we want to continue increasing our tower capacity in order to maintain our status as one of the leading telecommunication tower providers in Indonesia.
We hope to continually expand our reach and quality so that everyone in Indonesia can enjoy faster and more stable mobile connectivity.
Edwin Kadir:
UOB has extensive knowledge in the telco industry, both within Indonesia and in the region. This allows us to overcome obstacles not just in providing financial support, but also with solutions and advice.
Helmy Yusman Santoso:
Funding remains a big driver of our business growth, so we appreciate having a banking partner who knows the industry, knows our business, and knows how to connect us with opportunities that keep us on the growth trajectory.
Transcript (Bahasa Indonesia)
Helmy Yusman Santoso (CFO, Tower Bersama):
Banyak orang menganggap, konektivitas telepon seluler, adalah hal biasa saja. Padahal, di balik itu, ada industri yang berkembang luar biasa pesat.
Tower Bersama Group adalah salah satu perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Bisnis utama kami adalah menyewakan ruang pada menara sebagai tempat pemasangan antena dan peralatan lain untuk transmisi sinyal wireless. Ini yang kami sewakan kepada operator telekomunikasi di Indonesia.
Bisnis kami memerlukan belanja modal yang sangat besar di depan, untuk membangun tower baru misalnya.
Kami juga membutuhkan sumber pendanaan ketika mengakuisisi menara yang sudah jadi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah penyewa.
Sebagai contoh, baru-baru ini kami mengakuisisi 3,000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk, dan pada tahun 2012 kami mengakuisisi 2,500 menara dari Indosat.
UOB adalah salah satu dari sedikit bank yang memahami besarnya kebutuhan modal dalam industri yang kami jalankan.
Edwin Kadir (Head of Corporate Banking, UOB Indonesia):
UOB adalah bank yang menghubungkan bisnis di seluruh Asia. Kami memanfaatkan konektifitas tersebut untuk membantu partner kami berkembang.
Pendapatan utama Tower Bersama dihasilkan dalam mata uang Rupiah, namun sebagian pendanaan perusahaan didapat dalam mata uang Dolar Amerika dimana hal ini memberikan likuiditas yang lebih baik.
Dengan opsi lindung nilai yang kami berikan kepada nasabah, risiko eksposur terhadap valuta asing dapat diminimalkan.
Pengalaman kami dalam hal pendanaan, diperkuat dengan tim lintas sectoral. Hal ini membuat kami mampu memberikan saran terbaik kepada Tower Bersama mengenai jenis instrumen pinjaman dan obligasi untuk kebutuhan mereka dan sesuai dengan pasar.
Helmy Yusman Santoso:
Di masa depan, kami ingin terus meningkatkan kapasitas menara yang kami miliki, sehingga kami bisa mempertahankan posisi kami sebagai pemimpin bisnis menara telekomunikasi di Indonesia.
Kami berharap dapat terus memperluas jangkauan dan kualitas layanan kami, agar masyarakat Indonesia dapat menikmati konektivitas seluler yang lebih cepat dan stabil.
Edwin Kadir:
UOB memiliki pengetahuan yang luas dalam industri telekomunikasi, baik di Indonesia maupun di kawasan regional. Karena itu kami mampu mengatasi hambatan tersebut, tidak hanya melalui dukungan finansial, tetapi juga dengan solusi dan saran.
Helmy Yusman Santoso:
Pendanaan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan bisnis kami. Untuk itu kami menghargai kemitraan dengan bank yang memiliki pengetahuan tentang industri telekomunikasi, memahami bisnis kami, dan faham cara menghubungkan kami dengan peluang yang mendorong kami untuk terus berkembang.