Dampak ketegangan perdagangan AS-Tiongkok terhadap sektor TMT

  • Dampak ketegangan perdagangan AS-Tiongkok terhadap sektor TMTDampak ketegangan perdagangan AS-Tiongkok terhadap sektor TMT
Bagikan:Share to FacebookShare to TwitterShare to LinkedIn

 

Oktober 2019

 

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan tarif terhadap barang-barang senilai miliaran dolar karena kedua belah pihak kian memperuncing ketegangan perdagangan bilateral yang mengancam perekonomian global. Sejak bulan Agustus 2018, pemerintah AS telah memberlakukan tarif terhadap produk-produk Tiongkok senilai US$550 miliar dan Tiongkok membalasnya dengan memberlakukan tarif terhadap produk-produk AS senilai US$10 miliar.

Sektor Teknologi, Media dan Telekomunikasi (TMT) merupakan salah satu sasaran utama dari tarif yang diterapkan AS. Tarif yang berhubungan dengan teknologi dan peralatan menjadi sasaran dalam setiap putaran pengumuman yang dibuat Pemerintah AS dengan dampak terbesar terlihat di putaran paling baru dari penerapan tarif ini. Dalam tabel ini (silakan lihat Lampiran), terlihat bahwa putaran paling baru dari tarif sebesar 15% akan diberlakukan terhadap portofolio terbesar dari kategori produk teknologi dengan perkiraan nilai pasar sebesar US$300 miliar. Hal ini berdampak terhadap produk-produk jadi seperti komputer pribadi dan telepon yang diekspor dari Tiongkok ke AS. Perkiraan nilai ekspor produk TMT pada tahun 2018 mendekati hampir US$115 miliar.

Dengan adanya tantangan yang semakin besar yang dihadapi sektor TMT seiring dengan masih berlangsungnya ketegangan perdagangan ini, laporan kami ini bertujuan menyajikan temuan mengenai implikasi dari ketegangan dagang ini terhadap value chain TMT di Asia Tenggara. Melalui analisis ekstensif yang dilakukan terhadap bukti empiris dan contoh anekdot (yakni wawancara terhadap ahli di kalangan pemain industri), kami telah mengidentifikasi pemain-pemain utama yang terdampak, serta juga memvalidasi hipotesis kami terhadap implikasi potensial dari tarif tersebut.

Riset yang kami lakukan mengindikasikan bahwa Produsen Peralatan Asli (OEM) akan menanggung biaya tariff yang terberat yang diberlakukan terhadap produk yang diproduksi di Tiongkok. Dampak awalnya akan mengakibatkan pemain dalam industri Layanan Manufakturing Peralatan Elektronik (EMS) menghadapi tekanan untuk meningkatkan kapasitas di pasar alternatif, khususnya Asia Tenggara, sebagai upaya diversifikasi risiko ini. Akan tetapi, Tiongkok akan terus menjadi pusat manufaktur utama dalam waktu dekat, sementara ada peluang bagi diversifikasi ke dalam pasar Asia Tenggara dalam jangka panjang.

Masa-masa penuh ketidakpastian ini akan terbukti membawa tantangan bagi pemain-pemain di dunia teknologi di kawasan. Seiring dengan ketegangan perdagangan yang masih bergulir, sebuah status quo baru akan muncul di dalam rantai pasokan teknologi yang akan mengharuskan para pemain untuk menyeimbangkan tidak hanya keuntungan dan efisiensi, tetapi juga diversifikasi risiko.

UOB menawarkan solusi bagi usaha-usaha untuk melakukan ekspansi di pasar Asia Tenggara seiring dengan meningkatkan permintaan di kawasan ini. Untuk informasi lebih lanjut mengenai solusi yang ditawarkan UOB, silakan hubungi kami di sini.

Klik tombol untuk membaca Perspektif Industri selengkapnya.

Unduh