Tenaga surya memiliki masa depan yang gemilang di Asia Tenggara

  • Tenaga surya memiliki masa depan yang gemilang di Asia TenggaraTenaga surya memiliki masa depan yang gemilang di Asia Tenggara
Bagikan:Share to FacebookShare to TwitterShare to LinkedIn

 

Oktober 2019

 

Mendorong pertumbuhan energi terbarukan

Kapasitas energi terbarukan (ET) pada tingkat global sebesar 2.351 GW (+7,9% yoy) meliputi hampir satu pertiga total kapasitas pembangkit energi seperti pada akhir tahun 2019 dan pertumbuhan kapasitas ET diharapkan dapat melampaui sumber energi yang tidak tidak terbarukan. Dalam spektrum energi terbarukan, tenaga surya merupakan motor pertumbuhan utama, diikuti oleh tenaga angin. Kedua sumber energi ini meliputi 84% dari seluruh kapasitas energi terbarukan baru yang terpasang pada tahun 2018 dan mengurangi keseluruhan porsi dari energi air menjadi di bawah 50%.

Angin segar bagi energi terbarukan, terutama tenaga surya
Dalam pandangan kami, pertumbuhan yang kuat dari kapasitas energi telah didorong oleh sejumlah faktor, antara lain: (1) keseimbangan jaringan, (2) biaya penyimpanan baterai lebih rendah, (3) jaringan pintar; dan (4) keberlanjutan & pembiayaan hijau. Keseimbangan jaringan, melalui Biaya Energi Yang Diratakan (LCOE) yang lebih rendah dan biaya penyimpanan baterai yang turun telah membuat energi yang terbarukan, terutama tenaga surya, menjadi dapat bersaing dari segi biaya dibandingkan dengan bahan bahan fosil. Sebagai indikasi, LCOE untuk tenaga surya dan biaya penyimpanan baterai telah menurun sebesar hampir 80% sejak tahun 2010.

Prospek yang cerah untuk atap surya
Selain karena berdaya saing dari sisi biaya, tenaga atap surya juga mencatatkan pertumbuhan yang kuat berkat adanya regulasi yang mendukung dan insentif yang diberikan oleh pemerintah di sejumlah negara ASEAN. Di Thailand, tenaga atap telah mencatat perkembangan yang positif berkat adanya de-regulasi, sementara di Indonesia, kebijakan pemerintah untuk mendukung industri tenaga surya dapat mendorong permintaan akan atap surya walaupun pada tarif yang 35% lebih rendah daripada tarif listrik yang ada saat ini.

Pemerintah Malaysia telah menetapkan target ET yang ambisius (20% dari bauran energi pada tahun 2025) dan telah memiliki skema Net Energy Metering (NEM) yang telah diubah untuk perusahaan-perusahaan Komersial dan Industri (C&I) yang dapat mendorong permintaan akan atap surya. Untuk jangka panjang, rencana induk 10 tahun pemerintah Malaysia untuk mereformasi industri listrik nasional dapat lebih lanjut mendorong permintaan akan ET. Di Vietnam, feed-in-tariff (FiT) yang terjangkau telah menjadi pendorong utama bagi perkembangan atap surya meskipun masih ada masalah terkait pembatasan dan kapasitas jaringan.

Seiring dengan adanya peluang dalam energi surga, UOB telah meluncurkan Program U-Solar, yang merupakan solusi surya kawasan yang bersifat "one-stop-shop" yang akan membantu pengembang proyek tenaga surya, kontraktor, serta pengguna akhir memanfaatkan peluang dari tenaga surya. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai insight di atas dan solusi perbankan, silakan hubungi kami di sini.

Klik tombol untuk membaca Perspektif Industri selengkapnya.

Unduh